www.pantauindonesia.id – Dalam sebuah pertemuan yang berlangsung di GOR Bulutangkis Bonsa, Cimahi, Rafael Situmorang, SH, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, mendengarkan berbagai aspirasi warga pada kegiatan Reses III Tahun Sidang 2024-2025. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis, 24 Juli 2025, dan dihadiri oleh puluhan warga yang antusias menyampaikan pendapat serta keluhan mereka.
Rafael berhasil menciptakan suasana dialog yang terbuka, memungkinkan warga dari berbagai latar belakang untuk berbagi harapan dan kekhawatiran mereka. Isu-isu yang diangkat termasuk pendidikan, infrastruktur, dan akses terhadap layanan publik, yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Warga yang hadir mencurahkan hati mereka terhadap berbagai hal, mulai dari akses pendidikan hingga infrastruktur yang memadai. Ada harapan yang besar agar setiap keluhan dapat ditindaklanjuti dan diwujudkan dalam bentuk tindakan nyata.
Isu Pendidikan: Zonasi dan Akses Sekolah
Salah satu isu utama yang mencuat selama reses tersebut adalah sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Banyak orang tua merasa kecewa dan terpinggirkan karena anak mereka tidak dapat masuk ke sekolah negeri favorit akibat aturan zonasi yang ketat, meskipun secara geografis dekat.
Rafael mendengarkan curhatan orang tua yang frustasi, mengungkapkan betapa sulitnya bagi mereka ketika anak-anak tidak bisa bersekolah secara efisien. “Kita harus memastikan bahwa anak-anak mendapatkan hak pendidikan yang layak, bukan hanya melalui zonasi,” tegasnya.
Dia mendorong adanya evaluasi terhadap sistem zonasi yang hiện đang berlaku, dengan harapan untuk membuatnya lebih fleksibel dan lebih adil bagi semua siswa. Keberadaan ruang kelas baru di sekolah-sekolah negeri juga disoroti sebagai langkah penting untuk meningkatkan kapasitas dan aksesibilitas pendidikan.
Infrastruktur dan Layanan Publik: Tuntutan Warga
Selain pendidikan, banyak warga yang mengutarakan keluhan terkait infrastruktur yang rusak, termasuk jalan-jalan lingkungan yang perlu penanganan segera. Mereka juga menyuarakan masalah saluran air yang tersumbat dan perlunya perbaikan dalam layanan kesehatan.
Rafael menegaskan perlunya perhatian khusus dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan anggaran dan program nyata yang dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut. Ia berjanji akan membawa aspirasi masyarakat ini ke jalur rapat komisi di DPRD untuk dicari solusinya.
“Setiap keluhan warga adalah prioritas saya. Kami tidak akan berhenti di tahap mendengar, tetapi akan terus berjuang agar semua masukan ini dapat terwujud dalam kebijakan yang konkret,” ucap Rafael dengan penuh semangat.
Keterlibatan Warga dalam Proses Pembangunan
Reses kali ini menunjukkan bagaimana Rafael lebih dari sekadar wakil rakyat yang berada di dalam ruangan sidang. Ia berupaya menjalin kedekatan dengan masyarakat dan mengajak mereka untuk berkolaborasi dalam memantau pembangunan yang berlangsung di lingkungan mereka.
Melalui sesi tanya jawab yang interaktif, Rafael membangun dialog mengalir yang menggambarkan semangat demokrasi yang aktif. Warga merasa terlibat dan diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
Komitmen Rafael untuk menjalankan tugasnya dengan baik, tidak hanya dalam hal dukungan legislasi tetapi juga dalam hubungan yang erat dengan konstituen, adalah contoh yang patut dicontoh. Hal ini mencerminkan kinerja wakil rakyat yang tidak hanya berbicara, tetapi juga mendengarkan.
Kegiatan reses ini diakhiri dengan suasana hangat di mana masyarakat merasa didengar dan diperhatikan. Rafael menyampaikan harapannya agar warga terus aktif dalam mengemukakan aspirasi dan berperan serta dalam proses pembangunan di daerah mereka. Dengan demikian, terbangun hubungan saling percaya dan kerjasama antara wakil rakyat dan masyarakat.